Sebuah film berlatar tentang Perang Bosnia yang diproduksi pada tahun 2001 berjudul Behind Enemy Lines (Di belakang garis musuh) menceritakan mengenai perjuangan pilot Angkatan Laut Amerika Serikat Letnan Chris Burnett (diperankan Owen Wilson) yang harus membebaskan diri ketika pesawat yang dikendarainya ditembak jatuh pasukan Serbia tepat didaerah musuh. Dalam kepungan musuh, Burnett harus berupaya keras menghindari buruan para sniper dan kejaran para musuh yang hampir membunuhnya.
Kisah Burnett sedikit banyak menggambarkan apa yang terjadi pada hidup kita ketika menghadapi situasi di tengah lingkungan yang tidak kita harapkan. Terkadang kita bertemu dengan orang-orang berseberangan yang punya pribadi “semau gue”, bahkan kita ikut dalam pelayanan dimana terdapat orang yang suka menyinggung tapi juga mudah tersinggung. Waktu dan tenaga kita pun menjadi terkuras hanya untuk meladeni orang-orang yang demikian “sulit”. Keadaan ini tak jarang membuat kita frustrasi. Seakan kita terjebak “Di belakang garis musuh”.
Namun, ingatlah akan satu hal ini; jika Tuhan
mengizinkan orang-orang hadir dalam kehidupan kita, masing-masing pasti ada
tujuannya. Begitu juga orang-orang “sulit”. dari merekalah setidaknya kita bisa
belajar tentang kesabaran, kerendahan hati, penguasaan diri. Sekaligus kita
dapat bercermin, betapa buruknya bila kita menjadi orang seperti itu. Kita diingatkan
untuk tidak menjadi orang yang sulit bagi orang lain. Sesekali dengan
berhadapan dan hidup bersama mereka, kita pun jadi bisa lebih objektif
memandang mereka; tidak dengan amarah dan kekesalan, tetapi dengan simpati dan
empati. Jika hal ini dapat kita laksanakan, kita akan dengan mudah keluar dari “garis musuh”.
*Ditulis
oleh Ayub Yahya dalam bukunya Usah Kau Lara Sendiri – 101 renungan tentang
hidup berpengharapan. (dengan beberapa pengubahan teknis)